SEORANG PERAWAT yang dituduh membunuh tujuh bayi menulis catatan mengerikan yang mengeluhkan “Saya tidak bisa melakukannya lagi”, demikian ungkap pengadilan.
Sejumlah entri buku harian dan Post-It ditemukan ketika polisi menggeledah rumahnya dengan tiga kamar tidur di Chester pada 3 Juli 2018.
Para juri diberitahu bahwa beberapa di antaranya adalah pernyataan cinta kepada rekan dokternya, yang tidak dapat diidentifikasi, yang berulang kali dia ceritakan ketika jumlah korban tewas terus bertambah.
Ada juga catatan lain yang berisi pesan “Bunuh aku” dan “Bantu aku” beserta nama beberapa bayi yang diduga dibunuhnya.
Pengadilan Mahkota Manchester mendengar pada salah satu Post-It kuning, Letby menulis: “Saya tidak bisa melakukan ini lagi. Saya tidak bisa hidup seperti ini.
“Tidak seorang pun akan memahami atau menghargai bagaimana rasanya.”


Dalam catatan lain yang dikeluarkan polisi, Letby berulang kali menulis “Tolong bantu saya…tolong saya”.
Dia juga menulis “Aku mencintaimu”, menambahkan: “Aku ingin kamu berdiri di sisiku tetapi kamu tidak melakukannya.”
Ada pula Post-it note yang sebelumnya diperlihatkan kepada juri yang memuat tulisan: “Saya marah, saya yang melakukannya”.
Catatan itu menambahkan: “Saya tidak pantas untuk hidup. Saya sengaja membunuh mereka karena saya tidak cukup baik untuk merawat mereka.
“Saya orang yang mengerikan”.
Para juri diberitahu bahwa catatan itu ditemukan di dalam koper dan dua tas tangan di kamar tidur Letby.
Dia menangis kemarin ketika foto kamarnya diperlihatkan ke pengadilan – termasuk gambar tempat tidur dan boneka beruangnya.
Di dindingnya terdapat dua gambar berbingkai yang menampilkan slogan ‘Bersinar Seperti Berlian’ dan ‘Tinggalkan Kilau Ke Mana Pun Anda Pergi’.
Letby diduga memulai pembunuhan besar-besaran selama setahun saat bekerja di bangsal neonatal di Rumah Sakit Countess of Chester.
Pengadilan sebelumnya mendengar bahwa dia adalah “orang jahat yang terus-menerus” di bangsal neonatal.
Letby dituduh membunuh tujuh bayi dan berusaha membunuh sepuluh bayi lainnya antara Juni 2015 dan Juni 2016.
Diduga beberapa bayi baru lahir berulang kali menjadi sasaran perawat – termasuk satu bayi yang diduga dibunuh oleh Letby setelah tiga upaya gagal sebelumnya.
Konsultan di rumah sakit menjadi curiga terhadap “peningkatan signifikan” dalam jumlah bayi yang meninggal atau menderita keruntuhan yang “bencana”.
Letby membantah seluruh 22 dakwaan, yang diduga terjadi antara Juni 2015 dan Juni 2016.


Perintah pengadilan melarang identifikasi anak-anak yang masih hidup dan meninggal serta melarang identifikasi orang tua atau saksi yang berhubungan dengan bayi tersebut.
Persidangan berlanjut.